SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA, TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA

Jumat, 08 Mei 2009

REKAYASA GENETIKA

Gagal panen ataupun sawah puso yang disebabkan oleh musim kemarau, kekurangan pupuk ataupun serangan hama, merupakan kejadian yang sangat menyengsarakan petani di belahan dunia manapun. Akibat gagal panen ini akan berdampak terhadap naiknya harga komoditi tersebut, dan menimbulkan bahaya kelaparan.
Semua masalah di atas dapat diatasi dengan dilakukannya Rekayasa Genetika. Rekayasa genetika merupakan kegiatan pemindahan potongan-potongan gen terpilih ke organisme lain, sehingga organisme tersebut memiliki sifat yang diinginkan. Sifat yang muncul (fenotif) pada suatu organisme merupakan ekspresi dari gen yang dimilikinya. Misalnya sifat-sifat unggul seperti buah besar, manis, berumur pendek, tahan hama, tahan kekeringan dan lain-lain merupakan hasil ekspresi gen.
Teknik rekayasa genetika dapat dilakukan dengan teknik Plasmid. Plasmid merupakan DNA sirkuler yang dimiliki oleh bakteri. Kegiatan rekayasa genetik dapat dilakukan dengan tersedianya sarana yang mendukung dilakukannya rekayasa genetika.
Langkah-langkah Rekayasa Genetik:
I. Pemotongan gen yang diinginkan.
Alat pemotongnya adalah Enzim Restriksi Endonuklease. Enzim restriksi ini merupakan senyawa protein.
II. Penggabungan gen
Penggabungan gen terpilih dengan plasmid bakteri yang DNAnya dipotong dengan enzim restriksi yang sama . Kemudian dengan menggunakan enzim Ligase DNA terpilih disambungkan pada plasmid bakteri yang sudah terbuka DNA sirkulernya. DNA gabungan ini disebut DNA Rekombinan.
III. Pemasukan DNA rekombinan kembali ke dalam sel hidup.
Penyisipan DNA rekombinan ini dapat dilakukan dengan cara perendaman DNA rekombinan dengan jutaan sel target dalam larutan garam pekat, hingga sel target dapat menyerap DNA rekombinan. Cara lainnya dengan mikroinjeksi menggunakan jarum kaca, fusi (peleburan), ataupun dengan cara tembak mikroskopis yaitu DNA rekombinan dilekatkan pada peluru serupa kawat halus yang kemudian ditembakan ke dalam sel target.
IV. Sel target yang sudah mengandung DNA rekombinan ini kemudian dikultur, sampai kemudian dapat menjadi individu baru.
Tekhnik rekayasa genetik ini sudah dilakukan pada bakteri untuk menghasilkan hormon insulin, dan pada beberapa tanaman seperti jagung BT. Jagung BT ini jagung tahan hama karena sudah mendapat tambahan gen dari Bacillus thuringiensis yang dapat menghasilkan racun pada serangga hama. Pengembangan rekayasa genetika ini harus memperhatikan keseimbangan alam, karena dikhawatirkan adanya organisme transgenik ini di alam dapat mengganggu keseimbangan alam (polusi genetik ). Juga belum diketahui adakah dampak mengkonsumsi makanan transgenik nantinya? Dan jangan sampai teknologi ini dimanfaatkan untuk hal-hal yang merugikan umat manusia, misal membuat mesin pembunuh biologi (virus, bakteri ataupun jamur transgenik). Semua tergantung kearifan dari manusia yang menguasai teknologi tersebut. Semoga teknologi ini dapat membawa umat manusia pada kesejahteraan.

0 komentar:

Posting Komentar